Kamis, 28 Januari 2010

Siput dan manusia memakai gen yang sama untuk membedakan kanan dan kiri

Cangkang kiri dan kanan dari koleksi UC Berkeley Natural History Museums. (Credit: Nipam Patel/UC Berkeley) ScienceDaily (Dec. 22, 2008) — Biolog telah melacak gen yang mengendalikan orientasi dan mereka ternyata sama dengan gen yang dipakai manusia untuk menentukan sisi kiri dan kanan tubuh.
Penemuan ini, dilaporkan online dalam publikasi Nature oleh University of California, Berkeley, para peneliti menunjukkan kalau gen-gen yang sama telah bertanggung jawab untuk membangun asimetri kiri kanan pada hewan 500-650 juta tahun lamanya, berawal dari leluhur bersama semua hewan dengan organisasi tubuh bilateral, mahluk yang termasuk apa saja dari cacing hingga manusia.
Studi sebelumnya menunjukkan kalau metode memecahkan simetri kiri kanan hewan tampaknya berbeda secara luas, sehingga tidak ada yang menyarankan kalau leluhur bersama manusia, siput dan organisme bilateral lainnya memiliki strategi yang sama untuk asimetri kiri-kanan,” kata Nipam H. Patel, professor biologi integratid dan biologi sel dan molekuler UC Berkeley, dan seorang penyelidik Howard Hughes Medical Institute.
”Sesungguhnya, ilmuan kalau salah satu gen yang kritis untuk membangun asimetri kiri kanan pada vertebrata hanya ada di vertebrata dan kelompok terkait dan tidak ada pada hewan lain,” kata rekan pasca doktoral UC Berkeley, Cristina Grande. "Namun kami menemukan kalau gen itu dalam siput sehingga memiliki implikasi evolusioner banyak. Jalur seluler ini telah ada pada leluhur hampir semua hewan.”
Penemuan ini, kata para ilmuan, dapat membantu melacak penyebab utama pecah simetri pada siput dan organisme lainnya, dan kaskade aktivasi gen yang membawa pada bentuk rumit, seperti cangkang berpuntir.
Walau simetri manusia – sisi kiri dan kanan tubuh kita tampak seperti dicerminkan – kita adalah asimetris. Sebagian besar jantung manusia berada di sisi kiri tubuh, yang berarti paru-paru kiri sedikit lebih kecil agar memberi ruang pada jantung, dan testis pria disusun dalam spiral asimetris. Asimetri ini tidak ada kaitannya dengan kidal atau tidaknya seseorang, sebuah pilihan yang ditentukan oleh otak.
Sementara sedikit persentase orang memiliki bagian dalam tubuh mereka terbalik, penyusunan dalam keseluruhan adalah gambaran cermin dari norma. Siapapun dengan penyusunan organ dalam yang acak akan mati, kata Patel, karena organnya tidak akan cocok dengan baik.
Vertebrata lain juga sama. Faktanya, ilmuan telah menemukan sebuah gen yang disebut nodal yang pada semua vertebrata hingga kini, diekspresikan di sisi kiri tubuh dan berfungsi mengatur asimetri kiri kanan. Bila nodal tidak bekerja atau dibuang, organ dalam akan tersusun acak dan organisme mati.
”Pada vertebrata, seperangkat gen memberi tahu tubuh untuk membentuk jantung di satu isi, dan nodal adalah salah satu gen itu,” kata Grande, yang baru saja mendapatkan jabatan di Centro de Biología Molecular "Severo Ochoa" di Madrid, Spanyol.
”Ada banyak molekul asimetri dalam tubuh, yaitu, molekul yang aktif hanya di satu sisi tubuh, namun nodal selalu ada di sisi kiri semua vertebrata, yang merupakan bukti jalur terlestarikan,” kata Patel.
Gen-gen yang sama dengan nodal telah ditemukan dalam deuterostoma, salah satu dari tiga subkelompok hewan bilateral yang termasuk tidak hanya vertebrata, namun juga teripang dan cumi-cumi.
Namun hewan lab paling umum, lalat buah dan nematoda, tampaknya tidak mempunyai gen seperti nodal, walaupun mereka asimetri. Sebagai hasil, para biolog beranggapan kalau lalat buah dan non deuterostoma lainnya – termasuk siput – memakai mekanisme lain untuk menentukan kiri dan kanan. Lalat buah dan nematoda termasuk pada klade Ecdysozoa, sementara siput dan cacing anggota klade Lophotrochozoa.
Grande mendekati Patel empat tahun lalu untuk bekerja sama dalam pengujian asumsi mereka pada siput, yang memiliki orientasi jelas dan mudah diperiksa: cangkang mereka memuntir ke kanan, seperti sekrup standar, atau ke kiri. Patel, seorang ahli biologi yang berfokus pada genetika dan evolusi crustacean dan perkembangan serangga, seperti pembentukan segmen dan sungut pada udang dan kepiting, mengundang Grande ke labnya, walau ia belum pernah bekerja dengan siput sebelumnya.
Orientasi siput menjadi jelas di saat janin, kata Patel. Saat janin empat sel membelah menjadi delapan sel, sel baru yang mekar dari leluhur mereka berarah putaran jarum jam, dimana siput pada akhirnya membentuk cangkang dekstral atau berarah kiri; atau spiral berlawanan arah jarum jam, menciptakan cangkang sinistral atau kea rah kiri. Ahli biologi telah menunjukkan kalau keputusan ini dibuat oleh ibu siput, yang membuang banyak molekul protein dan RNA ke dalam telur untuk memicu perkembangan janin dan, pada prosesnya, mencetak keturunannya dengan karakteristik demikian.
"Tidak ada yang yau gen ibu itu apa, dan anda tidak dapat melacaknya dengan pendekatan standar pada pencetak genetic karena belum cukup banyak penanda pada siput, jadi kami melihat pada molekul yang masuk dan menyebabkan asimetri,” kata Patel.
Terbukti ternyata adalah genome limpet laut Lottia gigantea, siput arah kanan yang genomenya dibariskan baru-baru ini oleh Joint Genome Institute (JGI) di Walnut Creek, Calif milik departemen energi. Grande melihat gen pada Lottia sam dengan nodal, dan menemukan satu gen yang analog, Pitx, yang diaktivasi oleh nodal dan juga terlibat dalam penyetelan asimetri kiri kanan pada vertebrata.
Ia memakai informasi ini untuk mencari dan menemukan gen-gen sejenis paa siput arah kiri Biomphalaria glabrata, inang air tawar untuk parasit penyebab schistosomiasis. Pengujian ekspreimen menunjukkan kalau nodal dan Pitx aktif dan terekspresi di sisi kanan janin pada siput arah kanan Lottia, dan sisi kiri siput arah kiri Biomphalaria.
Uji kunci dari sifat kritis nodal melibatkan memberi siput ini kimiawi yang diketahui berguna untuk memicu aktivitas nodal. Sementara sebagian besar siput mati, sebagian kehilangan ekspresi asimetrik pitx, dAn mengejutkannya, tumbuh dengan cangkang lurus, kata Patel.
Grande menemukan analog nodal pada genome cacing laut Capitella, yang dibariskan oleh JGI, menunjukkan kalau nodal aktif pada semua Lophotrochozoa.
”Setiap orang berpikir kalau penggunaan nodal dan Pitx untuk asimetri kiri kanan adalah penemuan kelompok ini, deuterostoma,” kata Grande. ”Fakta kalau kita menemukan mereka membangun asimetri pada siput dan cacing berarti itu tidak benar; leluhur semua bilateria sudah memakai gen ini untuk membuat asimetri kiri dan kanan.”
Karena siput purba adlah berarah kanan dan berarti, dianggap, mengekspresikan nodal dan Pitx ke sisi kanan tubuh – sama dengan teripang dan cabang deuterostoma menuju ke manusia – pengarang mengajukan kalau leluhur bersama semua hewan bilaterial memiliki asimetri kiri kanan yang dikendalikan nodal dan Pitx yang diekspresikan di sisi kanan tubuh.
Penemuan ini juga membantu Grande dan Patel melacak fator ibu yang menntukan orientasi siput.
Grande didukung oleh Ministerio de Educacion y Ciencia of Spain Center for Integrative Genomics UC Berkeley.

(sumber : faktaevolusi.blogspot.com)

Cangkang Siput yang Fantastis

Era Baru News Kamis, 28 Januari 2010

Cangkan alami: Yang disebut kaki bersisik-gastropod memiliki tiga lapis cangkang unik yang mungkin mengandung wawasan prinsip-prinsip desain mekanik masa depan. (Anders WarÃ(c)n/Swedish Museum of Natural History)

Jauh di dalam kawasan lubang hidrotermal Kairei India, 2,5 mil di bawah pusat Samudera Hindia, para ilmuwan telah menemukan moluska gastropod yang cangkangnya berlapis dengan materi-materi pelindung seperti yang terdapat pada badan pesawat dan peralatan-peralatan olahraga.

Para peneliti di National Science Foundation mendukung Penelitian Ilmiah Material dan Pusat Teknik di Institute Teknologi Massachusetts yang sedang mempelajari sifat mekanik dan keadaan fisik moluska ini. Sebuah laporan, "Mekanisme perlindungan besi berlapis baja dari lubang laut hidrotermal dalam gastropod," yang terbit minggu lalu dalam laporan Akademi Ilmiah Nasional.

Yang disebut kaki bersisik-gastropod memiliki cangkang tiga lapis unik yang mengandung wawasan prinsip-prinsip desain mekanik masa depan. Spesifiknya, merupakan lapisan berkalsium tinggi dan tengahnya adalah lapisan tebal organik. Itu merupakan lapisan luar yang luar biasa mengandung butiran besi sulfida yang menarik peneliti.

Kawasan ventilasi Kairei India adalah serangkaian guratan dalam di permukaan planet sepanjang rantai pegunungan vulkanis di bawah Samudera Hindia. Di sana, para peneliti ekspedisi menemukan sebuah siput yang tidak pernah dilihat sebelumnya pada tahun 1999.

"Cairan ventilasi hidrotermal memiliki konsentrasi tinggi sulfida dan logam, tapi moluska ini unik karena menggabungkan materi berlimpah ke dalam struktur cangkangnya," kata pemimpin proyek MIT Christine Ortiz di MIT's Department Ilmiah Bahan dan Teknik.

"Kami tertarik melihat struktur dan sifat-sifat lapisan cangkang ini dan melihat bagaimana mereka berperilaku secara mekanis," katanya, mencatat bahwa lapisan dalam organik moluska itu juga menarik.

Secara khusus, para peneliti berusaha menemukan apakah fungsi struktur tersebut dapat melindungi serangan dari predator. Penemuan ini dapat memberikan ide-ide baru akan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk mobil, truk, dan aplikasi militer.

Untuk menguji sifat cangkang, para peneliti melakukan eksperimen yang mensimulasikan serangan pemangsa buatan menggunakan model komputer dan pengujian indensitas. Pengujian indentasi termasuk memukul bagian atas cangkang dengan benda tajam guna mengukur kekerasan dan kekakuan cangkang.

Sejumlah predator potensial yang ditemukan di daerah yang sama seperti gastropod kaki bersisik. Satu pemangsa, siput kerucut, menggunakan seruit - seperti gigi mencoba menusuk cangkang siput sebelum menyuntiknya dengan racun pelumpuh. Selain itu, kepiting laut dikenal suka menangkap gastropod-gastropod dalam cakar mereka dan mencoba untuk menusuk cangkang mereka dan atau meremas mereka kadang-kadang selama berhari-hari sampai cangkang moluska pecah.

Pengujian menuju ke sebuah "kesadaran bahwa setiap lapisan luar kerangka [moluska] memiliki tanggung jawab berbeda dan peran multifungsi dalam perlindungan mekanis," Ortiz dan rekan-rekannya menulis dalam laporan. Pengujian mengungkapkan bahwa cangkang adalah "menguntungkan dalam resistensi penetrasi, disipasi energi, mitigasi anti pecah dan retak, mengurangi defleksi, dan perlawanan terhadap pembengkokan dan beban tarikan."

"Studi kami menunjukkan bahwa kaki bersisik gastropod mengalami deformasi yang sangat berbeda dan mekanisme perlindungan berbeda dengan gastropod lain," kata Ortiz. "Sangat efisien dalam perlindungan, lebih dari moluska biasa." (EpochTimes/National Science Foundation/ray)


(sumber : erabaru.net)

Rabu, 27 Januari 2010

Antara Siput dan Umang - Umang

Antara Siput dan Umang-
umang


Di habitat pantai berkarang dan berpasir bersih dua makhluk laut ini
mungkin hidup bersama. Keduanya sangat jauh hubungan kekerabatannya,
tetapi sepintas berpenampilan sama. Siput termasuk gastropoda (hewan
berkaki perut) dalam keluarga mollusca (hewan bertubuh lunak), sedang
umang-umang (bahasa
Jawa – pongpongan) termasuk decapoda (hewan berkaki sepuluh)
dalam keluarga Crustacea (hewan bertubuh keras).

Keduanya tergolong hewan bercangkang, sehingga secara kaprah dalam
bahasa Inggris dikelompokkan ke dalam shell-fish. Dalam hal cangkang inilah
perbedaan menyolok terdapat pada keduanya. Cangkang siput menjadi
penanda jenis-jenis siput yang beraneka ragam. Cangkang umang-umang
ada dua macam.
Cangkang asli yang ditanggalkannya ketika tumbuh membesar dan
cangkang "pinjaman" milik siput mati.

Cangkang siput sungguh menakjubkan ditinjau dari ukuran relatif maupun
ragam bentuk dan warnanya. Yang pasti, cangkang siput menyatu dengan
tubuh siput, menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan. Cangkang tanpa
tubuh siput hanyalah cangkang kosong. Tubuh siput tanpa cangkang,
sudah bukan siput lagi, karena akan segera mati kekeringan.

Cangkang siput tumbuh membesar dan terus membesar mengikuti
pertumbuhan tubuh-lunaknya. Bentuk cangkang yang spiral menunjukkan
adanya aturan yang sudah baku bagi pertumbuhan dan perkembangan
siput. Aturan tumbuh yang "memancar"

keluar dari pusat spiral di ujung cangkang, memberikan ruang tumbuh bagi
tubuh-lunaknya.

Ukuran cangkang siput ditinjau dari bobotnya, memberikan gambaran
betapa serasinya hubungan antara cangkang dan tubuh-lunak. Dapat kita
bayangkan, betapa berat bobot cangkang terhadap tubuh-lunak siput,
bukan? Namun demikian, betapa serasinya gerakan siput, yang merayap
lurus ke depan mengusung cangkang beratnya. Siput dapat merayapi
karang tegak lurus atau menempel erat di tebing karang curam dengan
beban cangkangnya itu. Konon, siput mampu merayap di atas benda tajam
“ sebilah pisau misalnya“ tanpa tergores luka. Itulah gambaran menyatunya
cangkang dan tubuh lunak
siput lengkap dengan sistem metabolisme dan sistem kehidupannya.
Akhirnya ketika makhlukâ siput mati, maka akan meninggalkan cangkang
yang relatif abadi, menjadi salah satu benda paleogeology penting, misalnya
sebagai penanda bahwa pegunungan Himalaya dahulunya adalah laut yang
dihuni
oleh siput dan kerabat dekatnya, bangsa kerang-kerangan.

Siput memang lambat dalam merayap. Namun gerakan merayapnya
menunjukkan keserasian yang sempurna. Juga, ketika si siput menarik diri,
cangkang tetap tegak atau menempel dengan sempurna. Keserasian dalam
tumbuh, berkembang dan bergerak yang tidak dimiliki oleh umang-umang.
***
Umang-umang hanyalah penghuni cangkang peninggalan siput. Dia sudah
memiliki cangkang sendiri, tetapi masih memakai cangkang siput untuk
berlindung. Berhubung si cangkang hanya barang "akuan"€™ tetapi
dijadikannya sebagai sistem hidup, maka menjadi serba tidak serasilah dia.
Ketika tubuh
umang-umang tumbuh membesar, dia harus keluar dari cangkang siput,
menanggalkan cangkangnya sendiri (berganti kulit,nglungsungi – dalam
bahasa Jawa), dan mencari cangkang siput lain yang lebih besar, bahkan
harus lebih besar dari tubuhnya sendiri.

Sialnya, karena si umang-umang menjadikan cangkang siput yang bukan
miliknya selaku sistem hidup, maka dia harus membuat tubuhnya mengikuti
aturan spiral cangkang siput.

Bentuk tubuh umang-umang ikut terpeluntir di dalam cangkang. Bentuk
tubuh yang sangat berbeda dengan kerabatnya yang tidak berlindung
dalam cangkang siput.

Bagaimana dengan gerakannya? Nah, dalam hal bergerak inilah si umang-
umang menunjukkan sikap hidup yang patut dikasihani. Umang-umang
bergerak dengan menyeret-nyeret cangkang siput yang berat dan sistem
spiral cangkang membuat arah berjalannya menjadi miring. Sangat berbeda
dengan siput asli yang berjalan lurus dan tidak menyeret cangkang. Ketika
umang-umang berlindung ke dalam cangkang pinjamannya, maka begitu
saja dia menarik diri sehingga posisinya sangat tergantung bentuk
cangkang yang dia gunakan. Si cangkang menelungkup tegak menutup,
atau menggelimpang begitu saja.

Namun, jangan coba-coba mengganggu umang-umang yang sedang
menarik diri ke dalam cangkang, bisa-bisa si pengganggu akan kena
sapitnya yang sangat kuat. Sapit kuat itulah yang menjadi penutup
cangkang ketika umang-umang berlindung ke dalamnya!
***
Siput ada bermacam-macam, yang keragamannya ditunjukkan oleh
cangkangnya. Cangkang-cangkang itu sedikit banyak menunjukkan kondisi
lingkungan di mana dia hidup. Yang jelas masing-masing jenis siput memiliki
keserasiannya sendiri dalam beraktivitas hidup. Mereka bergerak lurus ke
depan dan mampu mengusung cangkang yang berat dan berbentuk spiral
menempuh segala medan.

Akan halnya umang-umang, sungguh berlawanan dengan siput.Keragaman
cangkang umang-umang tidak menunjukkan keragaman jati-dirinya. Umang-
umang hanya memakai cangkang pinjaman atau temuan, yang meskipun
begitu dijaganya mati-matian dengan sapit kuatnya, selama masih sesuai
dengan ukuran tubuhnya. Dan akan ditinggalkannya ketika tubuhnya
membesar!

Namun demikian tubuh umang-umang telah menjadi terpeluntir karena
dibiasakan mengikuti sistem spiral di dalam cangkang yang bukan miliknya
sendiri. Cara bergeraknya menjadi miring terhadap arah mulut cangkang,
sehingga terkesan umang-umang bergerak melata menyeret-nyeret
cangkang yang berat. Ketika berjalan, cangkang umang-umang selalu
bergerak oleng!

Jadi cangkang dan siput dapat diamsalkan sebagai suatu sistem yang serasi
karena memang sudah seharusnya siput itu bercangkang. Cangkang, dapat
diumpamakan sebagai sistem atau aturan dalam banyak hal, termasuk
sistem berbangsa dan bernegara juga beragama! Cangkang dengan aturan
spiralnya
dapat diumpamakan aturan, visi, misi dan tujuan bernegara yang dinamis,
yang selalu cocok dengan dinamika pelaksananya, yaitu tubuh- lunak siput
yang tumbuh dan berkembang. Meskipun berkonotasi keras dan kaku,
cangkang siput tetap dinamis selama tubuh-lunak masih hidup dan
mendiaminya. Dan akan menjadi sekedar cangkang kosong, ketika siputnya
mati atau dimakan pemangsa.

Lain halnya dengan umang-umang. Umang-umang hanya memakai
cangkang kosong yang sudah statis, sekedar untuk perlindungan diri.
Sesuatu yang sudah mandeg, hanya menyisakan bentuk dan warna belaka.
Dan itu menjadikan umang-umang mengorbankan bentuk tubuhnya serta
menyeret-nyeret kepayahan dan berjalan miring serta selalu oleng. Yang
pasti cangkang itu akan ditinggalkannya ketika tubuhnya membesar.


(sumber :www.wiraswasta.net)


Siput Kaya Protein dan Asam Amino

Siput Kaya Protein dan Asam Amino

KALAU teman-teman pernah memperhatikan gerakan siput, ia mampu memanjat dinding yang vertikal dengan membawa cangkangnya yang berat itu tanpa jatuh. Bahkan, ia juga mampu melintasi batuan kasar tanpa membuat tubuhnya terluka. Mengapa?

Ternyata siput menghasilkan lendir untuk membantu pergerakannya. Lendir inilah yang digunakan siput agar tubuhnya tidak luka saat berjalan, juga membantu menjauhi serangga berbahaya seperti semut.

Menurut beberapa literatur, siput atau bekicot merupakan binatang jenis moluska, kelas gastropoda yang mempunyai cangkang dalam yang berputar. Siput tidak bertulang belakang (invertebrata). Cangkang yang menempel di tubuhnya sangat keras. Siput terdapat di air tawar, air laut, dan di daratan.

Pasti kalian juga pernah dengarkan ada menu makanan siput di restoran atau rumah makan? Dan ternyata, memang siput ini bisa dikonsumsi lo, karena kaya protein dan asam amino yang baik buat tubuh.

Kalau kita berjalan-jalan di beberapa kota di Jawa, seperti Kediri, akan banyak menemukan siput atau bekicot dijadikan sebagai bahan makanan. Ternyata peminat daging bekicot ini lumayan banyak. Dari hasil penelitian, dalam tubuh bekicot menyimpan banyak kandungan gizi. Berdasarkan literatur dari Creswell dan Kopiang (1981) memerinci komposisi kimia bekicot, dagingnya memang kaya protein. Cangkang bekicot kaya kalsium, dan dalam daging tersebut masih terdapat banyak asam-asam amino.

Dalam jurnal Biology Letters, disebutkan protein yang terkandung sekitar 12 gram per 100 gram dagingnya. Kandungan lain adalah lemak 1%, hidrat arang 2%, kalsium 237 mg, fospor 78 mg, Fe 1,7 mg serta vitamin B kompleks terutama vitamin B2.

Selain itu, kandungan asam amino daging siput ini cukup menonjol. Dalam 100 gr daging siput/bekicot kering antara lain terdiri atas leusin 4,62 gr, lisin 4,35 gr, arginin 4,88 gr, asam aspartat 5,98 gr, dan asam glutamat 8,16 gr.

Namun, bukan berarti binatang lunak ini tidak berbahaya jika dikonsumsi karena di dalam daging bekicot mengandung bakteri salmonella. Tapi jangan khawatir, ada beberapa cara untuk mengusir bakteri tersebut, salah satunya adalah dengan teknik pengolahan yang benar.

Karena bermanfaat, siput atau bekicot ini banyak dijadikan sebagai lahan bisnis. Bahkan di beberapa kota di Indonesia, banyak dilakukan pembudidayaan bekicot. Untuk mengembangbiakkan bekicot ini sebenarnya cukup mudah, sederhana, dan menguntungkan karena binatang ini dapat memakan semua jenis makanan, semua hijauan dan buah-buahan.

Kemampuan siput mengembangkan diri pun cukup dahsyat. Perkembangbiakan yang tinggi ini disebabkan sifat bekicot termasuk hewan hermaprodit yaitu mempunyai alat kelamin ganda dengan kemampuan bertelur banyak. Tidak hanya di Indonesia saja, bekicot yang pada awalnya diburu dan dibunuh untuk pakan tambahan itik. Sekarang diburu dan dikumpulkan, karena banyak mendatangkan keuntungan yang tidak sedikit. Hal ini dikarenakan banyaknya permintaan pasar luar negeri terutama Prancis dalam penyediaan daging bekicot.


(sumber : lampungpost.com)

Mengolah Siput atau "Bekicot"

Mengolah Siput atau "Bekicot"

Siput atau "bekicot" adalah hewan lunak (mollusca), tubuhnya dibungkus cangkang berwarna coklat apabila dipegang biasanya badannya akan ditarik kedalam seperti kura-kura. Saat berjalan tubuhnya mengeluarkan lendir. Siput hidup di tempat yang lembab dan makan daun-daunan, sehingga binatang ini banyak ditemukan dikebun-kebun atau bahkan di taman halaman rumah. Dalam jumlah yang banyak merupakan musuh para petani.

Walaupun sebagian orang sudah tahu bahwa daging siput bisa dikonsumsi tetapi budaya ini belum menjadi budaya yang umum. Orang lebih familiar dengan keong. Padahal daging siputt juga mempunyai citarasa yang hampir sama dengan keong. Rasanya gurih "kenyil-kenyil" seperti kikil.

Sebelum mengolah disarankan untuk memilih siput dalam ukuran yang besar, atau dengan diameter cangkang minimal 2 cm. Jumlah siput yang akan diolah sedikitnya 40 buah untuk 3 orang dengan menu sekali masak.

Adapun tahapan pengolahan adalah sebagai berikut :
  • Pecahkan cangkang terutama dari tengah sampai kepala.
  • Lepaskan daging siput dari cangkangnya, bersihkan kotorannya. Daging yang diambil hanyabagian kepala atau yang bisa dipakai merayap.

  • Setelah itu cuci dengan air sambil diremas-remas. Tubuh siput akan mengeluarkan banyak lendir. Diulang sedikitnya lima kali. Lendir tidak akan habis hanya jumlahnya saja yang berkurang.

  • Rendam cucian siput dengan air panas yang sudah diberi kapur sirih setengah jam.

  • Tetap masih diremas-remas tiriskan kembali dan siput telah siap diolah.

Pengolahan daging siput sama seperti kita akan memasak daging konsumsi yang lain. Misalnya dibuat semur, oseng, sate, goreng tepung. Yang paling lazim adalah digoreng sampai kering.

Siput yang tidak diolah juga mempunyai khasiat, diantaranya untuk obat penyembuh luka ringan, penyakit kuning, penyakit kulit, gatal-gatal, dan mengobati sakit gigi. Cara mengobati sakit gigi dengan lendir siput adalah dengan bantuan kapas ditempelkan pada gigi yang sakit sehingga ada anggapan lendir bekicot berkhasiat sebagai penghilang nyeri (analgetik).

Sedangkan siput olahan mempunyai khasiat untuk mempercepat proses penyembuhan penyakit kulit.

Sudah saatnya kita kembali kepada budaya kita yang asli, bangga pada produk sendiri, memanfatkan peluang dengan kreatifitas hingga pada akhirnya membentuk masyarakat swadaya yang mandiri dalam segala hal.

(sumber : metikw.blogspot.com)

Enzim Siput Ampuh Lawan Penuaan

cantikPERUBAHAN fisik seperti penuaan merupakan proses alami yang tidak bisa dicegah dan dihindari. Seiring waktu, tubuh akan menua dan ditandai dengan perubahan kulit dan rambut. Untuk menyamarkan perubahan kulit, Anda bisa mencoba berbagai cara, seperti facelift, laser resurfacing dan penggunaan krim antipenuaan.

Akan tetapi, dengan pertimbangan harga, kemudahan dan ketersediaan membuat krim antipenuaan menjadi pilihan daripada yang lainnya. Dalam sebuah studi baru-baru ini, peneliti mempelajari sekresi siput untuk melihat kandungan peremajaan kulit di dalamnya.

Peneliti menemukan enzim Superoxide Dismutase dan Glutathione, antioksidan yang berfungsi membuang radikal bebas dan menstimulasi penyusunan kembali actin cytoskeleton. Selain itu, enzim ini juga menstimulasi fibroblast, yang membuat kulit terlihat lebih muda dan kencang.

Selain mengandung kedua enzim penting tersebut, sekresi siput juga dinyatakan bisa menstimulasi jaringan protein yang dikenal dengan Tissue Inhibitors of Metalloproteinases. Jaringan ini berfungsi melawan proses penuaan. Aktivitas enzim seperti ini akan mengurangi kerusakan alami kulit. Selain itu, aktivitas-aktivitas ini juga menunda tanda-tanda penuaan dengan cara mengurangi degenerasi.

Penyebab utama

Paparan matahari merupakan penyebab utama degenerasi kulit. Kerusakan akibat sinar matahari akan membuat lapisan antioksidan menipis. Dan saat kadar antioksidan rendah, aktivitas radikal bebas tidak bisa dicegah sehingga berpotensi merusak biomembran. Untuk mengatasi hal ini, Anda bisa mencoba produk-produk berbahan dasar Cryptomphalus Aspera yang dinyatakan bagus mengatasi kerusakan kulit akibat sinar matahari.

Sebagian besar formula kosmetik mengandung retinoid dan antioksidan. Produk kosmetik yang mengandung enzim ini terbukti lebih efektif mengurangi kedalaman kerutan pada kulit.


(sumber: mediaindonesia)

Mollusca

Mollusca (dalam bahasa latin, molluscus = lunak) merupakan hewan yang bertubuh lunak.Tubuhnya lunak dilindungi oleh cangkang, meskipun ada juga yang tidak bercangkang.Hewan ini tergolong triploblastik selomata.

Ciri tubuh
Ciri tubuh Mollusca meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh.

Ukuran dan bentuk tubuh
Ukuran dan bentuk mollusca sangat bervariasi.Misalnya siput yang panjangnya hanya beberapa milimeter dengan bentuk bulat telur.Namun ada yang dengan bentuk torpedo bersayap yang panjangnya lebih dari 18 m seperti cum-cumi raksasa.

Struktur dan fungsi tubuh
Tubuh mollusca terdiri dari tiga bagian utama :
Kaki merupakan penjulur bagian ventral tubuhnya yang berotot.Kaki berfungsi untuk bergerak merayap atau menggali.Pada beberapa molluska kakinya ada yang termodifikasi menjadi tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsa.
Massa viseral adalah bagian tubuh mollusca yang lunak.Massa viseral merupakan kumpulansebagaian besar organ tubuh seperti pencernaan, ekskresi, dan reproduksi.
Mantel membentuk rongga mantel yang berisi cairan.Cairan tersebut merupakan lubang insang, lubang ekskresi, dan anus.Selain itu, mantel dapat mensekresikan bahan penyusun cangkang pada mollusca bercangkang.

Sistem saraf mollusca terdiri dari cincin saraf yang nengelilingi esofagus dengan serabut saraf yang melebar.Sistem pencernaan mollusca lengkap terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus.Ada pula yang memiliki rahang dan lidah pada mollusca tertentu.Lidah bergigi yang melengkung kebelakang disebut radula.Radula berfungsi untuk melumat makanan.Mollusca yang hidup di air bernapas dengan insang.Sedangkan yang hidup di darat tidak memiliki insang.Pertukaran udara mollusca dilakukan di rongga mantel berpembuluh darah yang berfungsi sebagai paru-paru.Organ ekskresinya berupa seoasang nefridia yang berperan sebagai ginjal.

Cara hidup dan habitat
Mollusca hidup secar heterotrof dengan memakan ganggang, udang, ikan ataupun sisa-sisa organisme.Habitatnya di air tawar, di laut dan didarat.Beberapa juga ada yang hidup sebagai parasit.

Reproduksi
Mollusca bereproduksi secara seksual dan masing-masing organ seksual saling terpisah pada individu lain.Fertilisasi dilakukan secara internal dan eksternal untuk menghasilkan telur.Telur berkembang menjadi larva dan berkembang lagi menjadi individu dewasa.

Klasifikasi
Mollusca merupakan filum terbesar dari kingdom animalia.Molluska dibedakan menurut tipe kaki, posisi kaki, dan tipe cangkang, yaitu Gastropoda, Pelecypoda, dan Cephalopoda.

Gastropoda

gastropoda

gastropoda

Gastropoda (dalam bahasa latin, gaster = perut, podos = kaki) adalah kelompok hewan yang menggunakan perut sebagai alat gerak atau kakinya.Misalnya, siput air (Lymnaea sp.), remis (Corbicula javanica), dan bekicot (Achatia fulica).Hewan ini memiliki ciri khas berkaki lebar dan pipih pada bagian ventrel tubuhnya.Gastropoda bergerak lambat menggunakan kakinya.

Gastropoda darat terdiri dari sepasang tentakel panjang dan sepasang tentakel pendek.Pada ujung tentakel panjang terdapat mata yang berfungsi untuk mengetahui gelap dan terang.Sedangkan pada tentakel pendek berfungsi sebagai alat peraba dan pembau.Gastropoda akuatik bernapas dengan insang, sedangkan Gastropoda darat bernapas menggunakan rongga mantel.

Pelecypoda

Pelecypoda diidentefikasikan sebagai kerang (Anadara sp.), tiram mutiara (Pinctada margaritifera dan Pinctada mertinsis), kerang raksasa (Tridacna sp.), dan kerang hijau (Mytilus viridis).

pelecypoda

Pelecypoda memiliki ciri khas, yaitu kaki berbentuk pipih seperti kapak.Kaki Pelecypoda dapat dijulurkan dan digunakan untuk melekat atau menggali pasir dan lumpur.Pelecypoda ada yang hidup menetap dan membenamkan diri di dasar perairan.Pelecypoda mampu melekat pada bebatuan, cangkang hewan lain, atau perahu karena mensekresikan zat perekat.
Pelecypoda memiliki dua buah cangkang pipih yang setangkup sehingga disebut juga Bivalvia.Kedua cangkang pada bagian tengah dorsal dihubungkan oleh jaringan ikat (ligamen) yang berfungsi seperti engsel untuk membuka dan menutup cangkang dengan cara mengencangkan dan mengendurkan otot.Cangkang tersusun dari lapisan periostrakum, prismatik, dan nakreas.Pada tiram mutiara, jika di antara mantel dan cangkangnya masuk benda asing seperti pasir, lama-kelamaan akan terbentuk mutiara.Mutiara terbentuk karena benda asing tersebut terbungkus oleh hasil sekresi palisan cangkang nakreas.Pelecypoda tidak memiliki kepala.Mulutnya terdapat pada rongga mantel, dilengkapi dengan labial palpus.
Pelecypoda tidak memiliki rahang atau radula.Maka makanannya berupa hewan kecil seperti protozoa, diatom, dan sejenis lainnya.Insang Pelecypoda berbentuk lembaran sehingga hewan ini disebut juga Lamellibranchiata (dalam bahasa latin, lamella = lembaran, branchia = insang).Lembaran insang dalam rongga mantel menyaring makanan dari air yang masuk kedalam rongga mantel melalui sifon (corong).Sistem saraf Pelecypoda terdiri dari tiga pasang ganglion yang saling berhubungan.Tiga ganglion tersebut adalah ganglion anterior, ganglion pedal, dan ganglion posterior.Reproduksi Pelecypoda terjadi secara seksual.Organ seksual terpisah pada masing-masing individu.Fertilisasi terjadi secara internal maupun eksternal.Pembuahan menghasilkan zigot yang kemudian akan menjadi larva.

Cephalopoda
cephalopoda Cephalopoda (dalam bahasa latin, chepalo = kepala, podos = kaki) merupakan Mollusca yang memiliki kaki di kepala.Anggota Cephalopoda misalnya sotong (Sepia officinalis), cumi-cumi (loligo sp.), dan gurita (Octopus sp.)Hidup Cephalopoda seluruhnya di laut dengan merayap atau berenang di dasar laut.Makananya berupa kepiting atau invertebrata lainnya.Sebagai hewan pemangsa, hampir semua Cephalopoda bergerak cepat dengan berenang.Kebanyakan Cephalopoda memiliki organ pertahanan berupa kantong tinta.Kantong tinta berisikan cairan seperti tinta berwarna coklat atau hitam yang terletak di ventral tubuhnya.Tinta ini akan di keluarkan jika hewan ini merasa terancam dengan cara menyemburkannya.Cephalopoda memiliki kaki berupa tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsanya.Cephalopoda memiliki sistem saraf yang berpusat di kepalanya menyerupai otak.Untuk reproduksi hewan ini berlangsung secara seksual.Cephalopoda memiliki organ reproduksi berumah dua (dioseus).Pembuahan berlangsung secra internal dan menghasilkan telur.

Peran mollusca bagi manusia
Umumnya mollusca menguntungkan bagi manusia, namun ada pula yang merugikan.Peran mollusca yang menguntungkan adalah sebagai berikut :
-Sumber makanan berprotein tinggi, misalnya tiram batu (Aemaea sp.), kerang (Anadara sp.), kerang hijau (Mytilus viridis), Tridacna sp., sotong (Sepia sp.)
cumi-cumi (Loligo sp.), remis (Corbicula javanica), dan bekicot (Achatina fulica).
-Perhiasan, misalnya tiram mutiara (Pinctada margaritifera).
-Hiasan dan kancing, misalnya dari cangkang tiram batu, Nautilus, dan tiram mutiara.
-Bahan baku teraso, misalnya cangkang Tridacna sp.

Mollusca yang merugikan bagi manusia, misalnya bekicot dan keong sawah yang merupakan hama dari tanaman.
Siput air adalah perantara cacing Fasciola hepatica.


(sumber :gurungeblog.wordpress.com)

Alat Nafas Pada Siput

"Alat Nafas Siput"

Ini jenis siput air. Foto: watersheds.org

Siput ada dua jenis. Siput darat dan siput air. Foto siput di halaman depan artikel ini adalah siput darat.

Nah, siput darat bernafas dengan paru-paru. Sama seperti kita. Letak paru-parunya di tempat yang bernama mantel cavity.

Siput air bernafas melalui insang. Letaknya di mantel cavity pula. Seperti ikan, siput air menggunakan insangnya untuk mendapatkan oksigen dari air.


Tapi ada pula siput air yang memiliki paru-paru seperti siput darat. Setiap kali butuh udara, mereka harus naik ke permukaan.

Para siput air yang memiliki insang biasanya hidup di dasar kolam. Kalau siput yang tidak punya insang biasanya hidup di bagian atas kolam, bahkan di luarnya.


(sumber : www.kidnesia.com)


Siput Laut (Nudibranch), Si Cantik yang Pemalu

Read article below in English/Baca artikel berikut dalam bahasa Inggris
Pernahkah Anda mendengar istilah siput laut? Saya yakin anda pernah mendengarnya, tapi pernahkan anda melihatnya sendiri atau memegangnya? Nah tulisan berikut setidaknya akan membantu anda untuk tahu sedikit lebih banyak tentang siput laut. Sebagaimana saya singgung dalam tulisan saya sebelumnya tentang pantai kondang merak, Siput laut memang mirip dengan siput yang biasa kita jumpai di daratan tapi tanpa cangkang dan memiliki fariasi warna yang sungguh sangat indah. Ya! Saangaat cantik!
Siput laut sering juga disebut nudibranch. Nudibranch berasal dari bahasa Latin nudus yang berarti telanjang, dan bahasa Yunani brankhia yang berarti insang. Dalam Wikipedia dijelaskan bahwa, nudibranch memiliki kepala bertentakel, yang sangat sensitif terhadap sentuhan, rasa, dan bau. Rhinophore berbentuk seperti pentungan berperan untuk mendeteksi bau (hidung). Mereka merupakan hewan hermafrodit, tetapi jarang melakukan fertilisasi sendiri. Nudibranch adalah hewan karnivora. Beberapa memakan spons, yang lain hydroida, atau bryozoa, dan beberapa kanibal, memakan siput air lainnya, dan pada situasi tertentu, bahkan anggota spesies mereka sendiri (hii, barangkali masih sodaraan dengan sumanto ya). Bentuk tubuh bervariasi. Ukuran berkisar antara 40 hingga 600 mm. Hewan kecil ini terdapat di seluruh dunia pada semua kedalaman, tetapi mereka mencapai ukuran terbesar dan bervariasi pada perairan hangat dan dangkal. Seperti yang saya temui di pantai Kondang Merak Malang juga pantai Bama Baluran.
Si kecil ini oleh para ahli zoology diklasifikasikan kedalam anggota kelas gastropoda pada filum mollusca. Sebagaimana nama kelasnya, hewan ini berjalan dengan perutnya (gastro = perut, podos = kaki) tubuhnya lunak, dan pergerakannya sangat lambat (namanya juga siput), mungkin sebab itulah makhluk ini dikarunia anugrah berupa warna-warni yang sangat beragam dan indah sebagai bentuk penyamaran/kamuflase sehingga terhindar dari serangan pemangsa.

Berikut ini adalah skema anatomis tubuh siput laut dan beberapa contoh foto nudibranch yang berhasil saya kumpulkan dari internet. (hehe, bukan hasi jepretan sendiri)

Cantik sekali bukan morfologi dari siput laut ini?!, selain itu dalam rangka kamuflase hewan ini juga dapat memanipulasi warna tubuhnya sehingga menjadi lebih mirip dengan lingkungan sekitarnya. O’o si cantik yang pemalu.

Sumber:
- http://www.seaslug.org.uk/nudibranchs/anatomy.html
- http://id.wikipedia.org/
- http://www.sergeyphoto.com/underwater/nudibranchs.html
- Microsoft Encarta Premium

Senin, 25 Januari 2010

peran molusca bagi kita

ADA BEBERAPA PERANAN BAGIAN TUBUH MOLUSCA BAGI KEHIDUPAN MANUSIA

1. Siput ( Kerang ) merupakan sumber protein hewani yang cukup tinggi
2. Cangkang cangkok dari siput yang disebut kerang dijadikan sebagai bahan industri kerajianan ( Cendramata , Aksesoris , Perhiasan ) dll.
3. Mutiara yaitu permata yang dihasilkan dari siput kerang yang merupakan komoditas export yang cukup penting dan diminati oleh berbagai kalangan. Khususnya sebagai perhiasan wanita terkadang menjadi barang koleksi yang mempunyai nilai keindahan dan nilai seni


(sumber : bkp.ntbprov.go.id)

Sabtu, 23 Januari 2010

Gastropoda

Siput atau keong adalah nama umum yang diberikan untuk hampir semua anggota kelas mollusca Gastropoda yang memiliki cangkang bergelung pada tahap dewasa. Kelas Gastropoda menempati urutan kedua terbanyak dari segi jumlah spesies anggotanya setelah insekta. Habitat, bentuk, tingkah laku, dan anatomi siputpun sangat bervariasi antar spesies.

Siput dapat ditemukan pada berbagai lingkungan yang berbeda; dari parit hingga gurun, bahkan hingga laut yang sangat dalam. Sebagian besar spesies siput adalah hewan laut. Banyak juga yang hidup di darat, air tawar, bahkan air payau. Kebanyakan siput merupakan herbivora, walaupun beberapa spesies yang hidup di darat dan laut dapat merupakan omnivora atau karnivora predator. Beberapa contoh hewan Gastropoda adalah bekicot (Achatina fulica), siput kebun (helix sp.), siput laut (Littorina sp.) dan siput air tawar (Limnaea sp.)


(sumber : www.wikipedia.com)